Keniscayaan fotografi mobile
![]() |
Keniscayaan mobile fotografi. Sumber: palminfocentre.com |
Kreatifitas yang menjadi motor pesatnya perkembangan fotografi mobile termanifestasi dalam dua bentuk. Pertama kreatifitas dalam pengembangan teknologi yang dilakukan vendor handphone. kedua kreatifitas pelaku mobile fotografi. Selain itu hakikat perangkat mobile fotografi yang ringkas dan "pasti dikantong" membuatnya lebih antisipatif terhadap momen. Kemungkinan melewatkan momen bagus karena tidak membawa kamera lenyap sudah. Terakhir evolusi handphone menjadi smartphone, membuat proses edit dan publikasi online integral dalam satu perangkat, memberi kelebihan tersendiri yang bahkan tidak bisa disamai kamera beneran.
Sejarah dan perkembangan alat fotografi mobile
Kamera mulai berjodoh dengan handphone pertama kali pada Juni 2000 oleh Samsung dengan SCH-V200. Built in kameranya beresolusi 0.35 MP dengan kemampuan penyimpanan hanya 20 foto. Sayangnya hasil jepretan hanya bisa dilihat setelah disambungkan ke komputer. Kelemahan itu kemudian dihilangkan oleh Sanyo pada 2001 dengan Sanyo J-SH04 beresolusi 0.11 MP. Sejak saat itu teknologi mobile fotografi bergerak maju sejalan meningkatnya resolusi.
- 2002: Fitur built in flash pertama kali oleh Sanyo Sanyo SCP-5300.
- 2005: Autofocus mulai diadopsi oleh Nokia dengan 2 MP Nokia N90, selain mulai memperhatikan segi optik dengan menggandeng Carl-Zeiss untuk urusan beling.
- 2006: Setahun kemudian image stabilization yang diaplikasikan oleh Sony pada 3.2 MP Sony Ericsson K800i.
Kamera sebagai sebuah komponen dari handphone menjadikannya tidak dapat berkembang melebihi perkembangan handphone dimana dia ditanamkan. Maka sejak 2006 tidak banyak inovasi yang berarti. Baru ketika handphone sendiri berevolusi menjadi smartphone, secara otomatis mengerek kemampuan komponen kameranya. Beberapa inovasi berbasis software mulai bermunculan, seperti filter, lens effect, panorama, dan sebagainya. Namun dalam upaya mennyamai kemampuan kamera beneran, tercatat ada tiga inovasi yaitu Software based depth of field (SBDoF) effects, optical-zoom, dan Off-camera flash.
- Software based depth of field. Lensa pada kamera handphone terbatas dalam menciptakan ruang tajam (depth of field) yang sempit karena diafragmanya terbatas dan ukuran sensornya kecil. SBDoF merupakan metode menciptakan effect depth of field dengan bantuan software. SBDoF bekerja dengan menganalisa model 3 dimensi dari apa yang terlihat dalam frame, yaitu objek, foreground, dan background untuk kemudian membuat objek tampak jelas dan sisanya (background atau foreground) tampak kabur. Pembahasan lebih detail tentang ruang tajam ditulis dalam artikel tersendiri.
- Optical-zoom. Selain terbatas pada sektor diafragma, lensa kamera smartphone juga terbatas untuk urusan optical zoom. Optical zoom penting karena bersifat tidak mengurangi resolusi saat harus melayani perbesaran, berbeda dengan digital zoom. Namun karena bentuk smartphone yang cenderung tipis, lensa zoom harus didesain lagi secara keseluruhan supaya dapat terakomodir dalam body smartphone. Hoya, perusahaan optik asal Jepang telah mampu menciptakan modul camera dengan kemampuan zoom 3x dan sudah diadopsi oleh Asus Zenfone Zoom. Yang paling baru yaitu kabar dari Apple yang sudah mematenkan konstruksi lensa zoom menggunakan konsep mirip periskop.
- Off-camera flash. Flash atau cahaya buatan (artificial light) sangat penting dalam fotografi karena dapat membantu menerangi obyek. Kemampuan mengendalikan sumber cahaya secara kreatif membuka kesempatan yang lebih luas dalam berkarya, namun dengan satu syarat yaitu flash harus terpisah dari kamera. Kemungkinan itu sudah terbuka untuk mobile fotografi, dengan hadirnya beberapa solusi Off-phone Flash seperti Iblazr dan Nova. Kedua solusi menawarkan kemungkinan untuk yang sama untuk dapat menggunakan flash secara terpisah dari smartphone, namun dengan pendekatan berbeda. Iblazr menggunakan jack audio untuk menyelaraskan shutter dengan flash, sedangkan Nova menggunakan Bluetooth.
Fotografi mobile sebagai suatu keniscayaan
![]() |
Keniscayaan mobile fotografi. Sumber: www.themalaymailonline.com |
Kemajuan teknologi fotografi mobile beserta karya-karya yang dihasilkan olehnya seakan mendesak persepsi publik fotografi untuk mengakui fotografi mobile sebagai bagian serius dari dunia fotografi. Dan publik pun akhirnya menerima fotografi mobile sebagai sebuah keniscayaan yang tidak lagi dipandang sebelah mata. Buktinya, pada bisnis stok foto banyak gambar yang diminati pembeli diambil dengan kamera smartphone. Pada ajang fotografi kelas dunia semacam Sony World Photografi Award, untuk tahun 2015 ini bahkan membuka kategori khusus smartphone. Menjadi semacam legitimasi, bahwa mobile fotografi memang telah diakui.
via digitaltrends, gizmodo, techradar.