Misteri ruang tajam
Ruang tajam dalam fotografi adalah ruang imajiner didepan lensa dimana obyek yang berada didalam ruangan / area tersebut akan tampak tajam. Ruang tajam sendiri tunduk pada hukum optik untuk lensa cembung yang menyatakan bahwa fokus sempurna hanya dari sebuah titik didepan lensa dan akan difokuskan tepat pada satu titik dibelakang lensa.
![]() |
Misteri ruang tajam |
Menurut ilustrasi diatas, jika ada obyek yang berada diluar dititik fokus maka obyek tidak akan tampak tajam. Ketajaman sebuah objek menurun secara gradual (sedikit demi sedikit) dengan semakin jauhnya letak objek dari titik fokus. Namun pada jarak yang masih cukup dekat dengan titik fokus, walaupun secara teori tidak pada fokus sempurna, namun obyek masih akan tampak tajam. Disitulah tercipta ruang tajam.
![]() |
Terjadinya ruang tajam |
Lebar ruang tajam dipengaruhi oleh tiga hal yaitu :
- Diafragma: Makin besar bukaan diafragma, makin sempit ruang tajamnya. Sudut kedatangan cahaya dibelokkan oleh lensa secara proporsional. Pada bukaan lebar, cahaya masuk dengan sudut yang cukup besar terhadap sumbu normal sehingga dibelokkan secara proporsional terhadap sudut kedatangannya, dan jatuh cenderung menjauhi bidang sensor.
Bukaan diafragma terhadap ruang tajam - Jarak Objek: Makin dekat jarak fokus objek dengan lensa, makin sempit ruang tajammnya. Seperti pada fotografi macro, karena jarak obyek dengan lensa harus cukup dekat, ruang tajam menjadi sangat sempit. Karena jarak cukup dekat, sudut kedatangan cahaya cukup besar terhadap sumbu normal sehingga jatuh menjauhi
bidang sensor.
Jarak obyek terhadap ruang tajam - Focal Length: Makin panjang focal length, makin sempit ruang tajamnya. Pengaruh focal length terhadap ruang tajam tidak dapat dimodelkan dalam model lensa tunggal seperti dua contoh diatas karena berkaitan dengan konstruksi lensa yang lebih kompleks. Salat satu cara memahaminya adalah dengan memahami bahwa semakin panjang focal length, semakin besar objek nampak pada bidang gambar, sama dengan jika kita mendekati obyek.
Keleluasaan mengendalikan ruang tajam (sampai pada batas waktu tertentu) dimiliki secara ekslusif oleh kamera serius dengan lensa besar. Dulu, jangan harap kamera dengan lensa mungil dapat memotret dengan efek DOF seindah SLR. Namun kini perkembangan teknologi terutama disektor fotografi mobile telah berhasil menciptakan efek DOF menggunakan software, memungkinkan kamera pada smartphone dapat memotret foto dengan efek blur yang indah.
Software Based Depth of Field
Software Based Depth of Field (SBDoF) merupakan metode menciptakan effect DOF dengan bantuan
software. Cara pengambilan gambarnya juga berbeda yaitu setelah menekan
shutter button, kita menggeser handphone perlahan-lahan keatas. Selama pergeseran tadi, kamera mengambil beberapa gambar lagi untuk menentukan referensi jarak. Dengan adanya pergeseran, seluruh titik didalam frame bergerak relatif terhadap kamera. Gerak relatif artinya besar gerakan kamera terhadap satu titik berbeda dengan terhadap titik lain. Didalam frame, objek yang dekat akan bergerak lebih sedikit daripada obyek yang jauh (background).
![]() |
Gerak relatif |
Dalam ilustrasi tentang gerak relatif diatas, pada frame pertama disebelah kiri, kamera diarahkan pada penutup berjarak yang 30cm didepan kamera sehingga menutupi gunung nun jauh dibelakangnya. Pada frame kedua setelah kamera digeser ke atas menyisakan penutup setinggi 20cm dan menampakkan gunung setinggi 3000m nun jauh disana. Itulah gerak relatif, terhadap penutup kamera bergerak 80 - 20 = 60cm, sedang terhadap gunung bergerak 3000m.
Berangkat dari konsep diatas, algoritma kemudian menciptakan "Depth Map" yang mengandung informasi jarak tiap titik dalam frame terhadap kamera. Pada ilustrasi dibawah, gambar kiri adalah salah satu dari rangkaian gambar yang diambil, gambar tengah adalah "Depth Map" dimana semakin dekat suatu titik dengan kamera maka semakin tampak gelap, sedangkan sisi kanan gambar hasil yang mendapat efek blur.
![]() |
Software Based Depth of Field explained |
via wikipedia, googleresearch