Thursday, June 30, 2016

Rumor: Kamera Iphone 7 Dengan Sensor Besar

Sebuah bocoran foto bagian belakang Iphone 7 memperlihatkan bentuk kamera yang menonjol, cenderung lebih besar dari seri sebelumnya. Hal ini mengundang spekulasi bahwa Iphone 7 akan dipersenjatai sensor yang lebih besar.

Bocoran casing belakang Iphone 7.
 Sebelumnya beredar rumor bahwa Iphone baru akan menggunakan dual camera, namun ditepis oleh pihak Apple dengan alasan teknologi tersebut belum sempurna sehingga belum bisa diimplementasikan. Tak ingin mengecewakan penggemarnya, Apple tetap memprioritaskan upgrade signifikan disektor kamera dengan memperbesar ukuran sensor yang digunakan. Spekulasi tersebut muncul setelah sebuah sentra servis dari Tiongkok bernama Rock Fix mengunggah gambar ke sebuah forum.

Ingin selalu menjadi terdepan dalam meracik komposisi smartphone, Apple tidak sekedar mendongkrak kapasitas megapixel kamera seperti yang dilakukan produsen lain tetapi memperbesar ukuran fisik sensor yang digunakan. Mengapa hal ini berbeda? Menambah megapixel tidak meningkatkan jumlah cahaya masuk, hanya saja cahaya yang terbatas tadi ditangkap oleh lebih banyak titik photosensor. Sedangkan memperbesar ukuran fisik sensor menjamin intensitas cahaya yang masuk akan lebih banyak. 

Dengan asumsi kualitas sensor setara Iphone 6 saja, sensor yang lebih besar pasti meningkatkan kemampuan low light-nya akan meningkat dan juga Depth of Field nya akan lebih dalam.
Selengkapnya »

Tuesday, June 28, 2016

Lensa Nikon Nikkor AF-P dengan Stepper AF Motor

Awal tahun 2016 Nikon memperkenalkan lensa varian baru Nikkor AFP, teknologi lensa yang menggunakan  motor stepper sebagai penggerak sistem autofokus, sehingga lebih cepat namun lembut, senyap dan akurat. Mengawali debutnya melalui implementasi pada lensa kit standar, penggunaan teknologi AFP mungkin akan diterapkan di semua lensa barunya Nikon nantinya. 
Nikkor AFP dengan stepper motor
Nikon mengembangkan teknologi AFP dengan tujuan utama meminimalkan noise yang timbul saat proses autofokus. Bukan berarti Silent Wave Motor pada lensa AFS berisik, tentu tidak namun masih tetap menyisakan suara yang bisa didengar dalam rekaman video yang diambil. Tidak hanya itu, perubahan fokus dari satu objek ke objek lain juga akan lebih lembut.

Duo lensa yang mendapat teknologi AFP adalah AF-P DX NIKKOR 18-55mm f/3.5-5.6G dengan dan tanpa VR. Cukup menarik mengapa lensa kit yang pertama kali mengadopsi teknologi AFP? Bisa jadi Nikon menganggap ini bukan sebuah peningkatan besar. Mungkin juga karena untuk kebutuhan videografi lensa kit sudah dapat mengcover berbagai kebutuhan. Atau, kemungkinan terbaik sebagai sinyal bahwa teknologi ini akan menjadi standar semua lensa yang akan dikeluarkan Nikon kedepannya. Semoga.
Selengkapnya »

Monday, February 1, 2016

Review Olympun PEN-F: Sebuah Pemutakhiran Sejarah

Memperingati 80 tahun kiprah Olympus diindustri fotografi, Olympus memperkenalkan digital PEN-F. Mengkombinasikan segala pencapaian teknologi yang dimiliki dalam satu produk istimewa dibawah nama yang melegenda . Ditenagai sensor 20MP dengan 5-axis image stabilization, advanca focus peaking, film simulation dan hi-res shooting mode yang mampu memberikan resolusi hingga 80MP. Semua dalam balutan magnesium alloy kombinasi dial aluminum dengan konstruksi desain tanpa baut. 
Analog dan digital PEN-F
Digital PEN-F tidak diketahui apakah akan mempunyai penerus atau tidak, karena posisinya ambigu diantara 2 lini utama jajaran kamera Olympus. Dia menyandang nama PEN, namun dengan kemampuan OMD. Namun begitu malah membuat kehadirannya istimewa. Menyandang sensor 20MP Four Thirds tanpa low pass filter Olympus PEN-F dibuat mengejar ketajaman gambar maksimal. Didukung 5-axis image stabilization yang diklaim mampu memberi peningkatan hingga 5 stop, film simulation yang menduplikasi karakter Kodak Trix, dan fitur high-res shooting yang memberi keluaran hingga 80MP file RAW dan hingga 50MP jpeg 





Kecepatan auto fokus merupakan kelebihan kamera digital Olympus, yang tidak ketinggalan pada Olympus PEN-F. Dengan 81 af point Olympus PEN-F mampu menyamai keceptan autofokus Sony R7s MkII. Selain autofokus, Olympus menaruh perhatian lebih pada kombunasu penggunaan lensa manual. Olympus memberi kemudahan fokus peaking dengan menghdirkan garis bantu untyk mengatur fokus. Juga kemampuan mengkustom profil lensa manual.

Olympus mengklaim bahwa Olympus PEN-F merupakan yang tercepat diantara kamera sejenisnya, dengan shuttet lag hanya 0.044 detik. Kemampuan multishotnya juga mencapai 10fps dengan shutter mekanik. Spesifikasi maksimal shutter mekanik nya sendiri sampai 1/8000 detik, shutter elektrik hingga 1/16.000, dan sysc speed diatas rata-rata yaitu 1/320. Disamping hal tersebut diatas, kelebihan Olympus PEN-F lainnya antara lain:
  • Optical viewfinder simulation adaptasi dari OMD EM10 Mk II
  • 2.35MP dot OLED EVF 
  • Flip LCD screen 
  • Rentang ISO 200-25600 (dapat dipaksa ke rentang 80-25600) 
  • Live film simulation
  • Filter effects
  • Focus Bracketing
  • Silent Mode
  • Anti-Shock Modeuntuk mengurangi getaran shutter
  • Focus menggunakan touchscreen sembari mengintip via viewfinder
  • Wi-Fi
  • 1080p video recording.
Selengkapnya »

Review Nikon D5: Makna Baru dari Kamera Pro

Nikon merilis flagship terbarunya Nikon D5. Meningkatkan sistem autofokus dengan 153 AF point, ISO expandable hingga 3.28 juta, weather sealing, dan kemampuan video 4K UHD 3840x2160 pixel. Tidak ada fun feature yang disematkan, semua tentang fotografi serius. 
Nikon D5
Nilai 153 berarti penambahan sebanyak 102 titik autofokus aktif dari yang dimiliki flagship terdahulu D4S yaitu 51 titik. Tidak hanya itu, dari 153 AF point, 99 diantaranya adalah tipe cross sensor yang lebih sensitif. Dengan AF point sebanyak itu, persebarannya tentu sampai ke pojok frame, memberi keleluasaan mengatur komposisi, juga memastikan gambar bergerak tetap tertangkap tajam. Fitur ini bermanfaat terutama pada pemakaian extender dengan kombinasi lensa telephoto pada fotografi sport dan wildlife. Ole seorang wildlife fotografer yang diberi kesempatan melakukan beta test terhadap D5 mengatakan" Dengan D4S, saya bahkan tidak akan berfikir untuk memotret pada kondisi sangat minim cahaya dengan ISO 25.600 dan lensa 600/4.0 + 2.0X extender. Namun hal itu tampaknya akan berubah dengan kehadiran D5". 

Spesifikasi Dynamic AF yang ikut meningkat dari d9, d21 dan d51 pada D4S menjadi d25, d72 and d153 akan menjamin objek bergerak tetap tertangkap sistem autofokus. Kualitas gambar pada ISO tinggi Menurut Ole, yang melakukan pemotretan dalam kondisi hanya dengan cahaya bulan pada ISO 12.800, hasilnya tetap bersih, setara dengan ISO 4000 pada D4S, yang berarti performa ISO-nya meningkat 1.5 stop. Untuk publikasi semacam koran atau majalah yang tidak membutuhkan resolusi terlalu tinggi, gambar pada ISO 51.200 masih cukup bersih. 

Bersama dengan kemampuan sistem autofokus yang bisa digenjot hingga EV-4, kemampuan D5 pada ISO tinggi lantas memungkinkan pemotretan handheld saat purnama. Kemampuan Multishot Nikon D5 juga mendapat peningkatan kemampuan high speed shooting 12 images per second dengan view finder dan AF tracking dan 14 images per second dengan Mirror lock-up tanpa AF-tracking (D4S punya 11 images per second). Tentu hal ini dibarengi peningkatan buffer size.

WEATHER SEALING

 Ole menguji kemampuan weather sealing D5 secara ekstrim, pada badai salju, badai pasir, cipratan air laut, saat hujan tanpa cover pelindung dan hasilnya, tombol AF-ON sempat tidak berfungsi selama dua hari namun kemudian kembali normal sepanjang pengujian. 

VIDEO 

Disektor ini Nikon tampaknya sedikit mau berkompromi dengan pasar terkait kebutuhan merekam video, namun karena memang diperuntukkan untuk fotografi juga tidak digarap dengan serius. Resolusi video yang dihasilkan maksimal 3840×2160 pixels pada aspect ratio 16:9, nyaris pure 4K (4096×2160). Ketika merekam pada resolusi Ultra HD tersebut, Nikon D5 menggunakan crop mode 1.5x yang untungnya, memberi tambahan perbesaran kalau memakai lensa zoom, namun berefek negatif kalau memakai lensa wide.
Selengkapnya »

Review Fujifilm X-Pro2: Sebuah Warisan Sejati

Fujifilm merilis flagship terbarunya setelah 4 tahun berselang, menggantikan Fujifilm X-Pro1 sebagai flagship pertama kini hadir  Fujifilm X-Pro2. Sebagai penerus lini puncak kemera X-Series Fujifilm, tentu tidak gampang mengingat pendahulunya X-Pro1 mendapat sambutan luar biasa dari khalyak fotografi. Dibekali Advance Hybrid Multi Viewfinder, sensor X-Trans termutahir, prosesor X-Processor Pro terbaru, sistem autofokus dengan 273 AF point dan 61 titik weather sealing.
Fujifilm X-Pro2. Image by Fujifilm
Hybrid Viewfinder yang dimiliki dapat berganti modus secara instan antara electronic dan optic. Spesifikasi viewfinder  electroniknya yaitu 2.36 juta titik dengan 85 fps guna memberikan pengalaman mengintip yang halus. Kata advance yang menyertainya dimaknai dengan kemampuan menampilkan preview electronic viewfinder dibagian atas ketika menggunakan optical viewfinder, serta melakukan perbesaran yang secara otomatis menyesuaikan lensa terpasang. Hal ini mengkover kelemahan tradisional sistem rangefinder terhadap SLR. 

Sensor & Prosesor 

Performa Fujifilm X-Pro2 dimotori sensor 24.3-megapixel X-Trans APS-C CMOS III terbaru dan X-Processor Pro yang diklaim mampu memproses gambar 4 kali lebih cepat. Dengan kombinasi tersebut, Fujifilm X-Pro2 mampu melesat menangkap momen, menyala dalam 0.4 detik, jeda pengambilan gambar 0.25 detik, shutter lag 0.05 detik, dan kecepatan autofokus 0.06 detik. Kemampuan continuous shootingnya sampai 8 fps. Sistem shutter juga mengalami pemutakhiran, menjadi lebih senyap namun lebih cepat. Secara mekanis shutter barunya mampu menyentuh angka 1/8000, sisanya secara elektronis hingga 1/32.000. 

Performa di ISO tinggi tentu menjadi perhatian Fujifilm. Kualitas gambar pada ISO 12.800 kini setara dengan iso 6400 pada sensor X-Trans II, meningkat 1 stop secara teori. (Ulasan mengenai teknologi X-Trans Sensor). Untuk urusan autofokus, Fujifilm X-Pro2 dibekali sistem autofokus baru yang dipersenjatai 273 AF points, 77 diantaranya tipe phase detect yang mengkover 40% frame. Spesifikasi tersebut menjadikan sistem autofokusnya terbaik dijajaran kamera X-Series. 

Fujifilm X-Pro2. Image by Fujifilm

Body

Bagian body bermaterial magnesium alloy disegel pada lebih dari 61 titik mwnjadikannya tahan debu dan cipratan air serta diklaim masih dapat beroperasi normal sampai pada suhu -10°C. Penataan tombol dimaksimalkan untuk pemakaian satu tangan, dengan menggeser LCD ke kiri dan menata tombol disebelah kanan.

Fujifilm X-Pro2. Image by Fujifilm

Acros Film Simulation 

Warisan pengalaman membuat film diturunkan dalam sebuah ditur di Fujifilm X-Pro2, sebuah mode pemotretan hitam putih bernama Acros Film Simulation. Diadaptasi dari film Neopan Acros 100, fitur ini seperti kejutan istimewa bagi para fotografer yang dulu pernah menggunakan film tersebut. Bukan saja sebagai sebuah kelahiran baru di era digital, namun karena karakter yang dihasilkan benar-benar mewakili film aslinya, baik ketajaman, tonal, dan grainnya yang kali ini bisa disesuaikan karena hadir di alam digital. Jonas Rask bahkan menyebutnya sebagai saingan Leica Monochrome.
Selengkapnya »