Anatomi Kamera : Sensor Bagian II
Melanjutkan artikel sebelumnya yang menjabarkan tentang sensor kamera berbasis kimia, kali ini kita akan membahas sensor digital. Prinsip pokok yang digunakan tetap sama, yaitu cahaya sebagai energi. Pada bagian sebelumnya, energi tersebut digunakan untuk mengaktifkan reaksi kimia pada permukaan film, kali ini dalam bahasan sensor digital energi (cahaya) tersebut ditangkap lalu diubah menjadi sinyal elektrik. Sehingga pengertian sensor digital dapat rumuskan sebagai sebuah alat yang mengkonversi pantulan cahaya dari sebuah subjek menjadi sinyal elektrik.
Separasi Warna
Sensor digital sebenarnya tidak menangkap detail warna, namun hanya seberapa besar intensitas cahaya pada satu titik pixel. Untuk dapat menangkap warna, dilakukan berbagai rekayasa yang melahirkan beberapa tipe sensor dengan masing-masing kelebihan. Adapun bentuk rekayasanya adalah sebagai berikut:
- Menggunakan Bayer Filter, merupakan metode yang paling umum digunakan. Bekerja dengan menempatkan filter pemisah warna meloloskan masing-masing warna pada pixel yang sesuai.. Pola pada filter pemisah warna ini disebut pola bayer. Sedikit berbeda denga filter Bayer biasa, filter pada X-Trans sensor memiliki pola semi acak.
Penjelasan Bayer Filter - Faveon sensor, merekayasa proses pemisahan warna memanfaatkan sifat penyerapan cahaya oleh silikon yang tergantung pada panjang gelombang cahaya. Sifat ini dimanfaatkan dengan menempatkan sensor di tiap lapis penyerap cahaya.
- 3CCD, memakai tiga sensor terpisah, dengan pemisahan warna oleh prisma dichroic.
Two combined dichroic prisms
Wavelength-dependent absorption property of silicon used in Faveon |