Monday, February 1, 2016

Review Fujifilm X-Pro2: Sebuah Warisan Sejati

Fujifilm merilis flagship terbarunya setelah 4 tahun berselang, menggantikan Fujifilm X-Pro1 sebagai flagship pertama kini hadir  Fujifilm X-Pro2. Sebagai penerus lini puncak kemera X-Series Fujifilm, tentu tidak gampang mengingat pendahulunya X-Pro1 mendapat sambutan luar biasa dari khalyak fotografi. Dibekali Advance Hybrid Multi Viewfinder, sensor X-Trans termutahir, prosesor X-Processor Pro terbaru, sistem autofokus dengan 273 AF point dan 61 titik weather sealing.
Fujifilm X-Pro2. Image by Fujifilm
Hybrid Viewfinder yang dimiliki dapat berganti modus secara instan antara electronic dan optic. Spesifikasi viewfinder  electroniknya yaitu 2.36 juta titik dengan 85 fps guna memberikan pengalaman mengintip yang halus. Kata advance yang menyertainya dimaknai dengan kemampuan menampilkan preview electronic viewfinder dibagian atas ketika menggunakan optical viewfinder, serta melakukan perbesaran yang secara otomatis menyesuaikan lensa terpasang. Hal ini mengkover kelemahan tradisional sistem rangefinder terhadap SLR. 

Sensor & Prosesor 

Performa Fujifilm X-Pro2 dimotori sensor 24.3-megapixel X-Trans APS-C CMOS III terbaru dan X-Processor Pro yang diklaim mampu memproses gambar 4 kali lebih cepat. Dengan kombinasi tersebut, Fujifilm X-Pro2 mampu melesat menangkap momen, menyala dalam 0.4 detik, jeda pengambilan gambar 0.25 detik, shutter lag 0.05 detik, dan kecepatan autofokus 0.06 detik. Kemampuan continuous shootingnya sampai 8 fps. Sistem shutter juga mengalami pemutakhiran, menjadi lebih senyap namun lebih cepat. Secara mekanis shutter barunya mampu menyentuh angka 1/8000, sisanya secara elektronis hingga 1/32.000. 

Performa di ISO tinggi tentu menjadi perhatian Fujifilm. Kualitas gambar pada ISO 12.800 kini setara dengan iso 6400 pada sensor X-Trans II, meningkat 1 stop secara teori. (Ulasan mengenai teknologi X-Trans Sensor). Untuk urusan autofokus, Fujifilm X-Pro2 dibekali sistem autofokus baru yang dipersenjatai 273 AF points, 77 diantaranya tipe phase detect yang mengkover 40% frame. Spesifikasi tersebut menjadikan sistem autofokusnya terbaik dijajaran kamera X-Series. 

Fujifilm X-Pro2. Image by Fujifilm

Body

Bagian body bermaterial magnesium alloy disegel pada lebih dari 61 titik mwnjadikannya tahan debu dan cipratan air serta diklaim masih dapat beroperasi normal sampai pada suhu -10°C. Penataan tombol dimaksimalkan untuk pemakaian satu tangan, dengan menggeser LCD ke kiri dan menata tombol disebelah kanan.

Fujifilm X-Pro2. Image by Fujifilm

Acros Film Simulation 

Warisan pengalaman membuat film diturunkan dalam sebuah ditur di Fujifilm X-Pro2, sebuah mode pemotretan hitam putih bernama Acros Film Simulation. Diadaptasi dari film Neopan Acros 100, fitur ini seperti kejutan istimewa bagi para fotografer yang dulu pernah menggunakan film tersebut. Bukan saja sebagai sebuah kelahiran baru di era digital, namun karena karakter yang dihasilkan benar-benar mewakili film aslinya, baik ketajaman, tonal, dan grainnya yang kali ini bisa disesuaikan karena hadir di alam digital. Jonas Rask bahkan menyebutnya sebagai saingan Leica Monochrome.